INTEGRASI P5 (PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA) DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA UNTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA
Gerakan pramuka
merupakan salah satu organisasi yang melakukan pembinaan remaja dan kepemudaan.
Sebelum kemerdekaan gerakan pramuka disebut dengan kepanduan. Istilah kepanduan
dipelopori oleh K.H Agus Salim
Secara resmi
gerakan pramuka dikenalkan kepada masyarakat luas pada 14 Agustus 1961
dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang diketuai oleh Presiden
Soekarno, wakil ketua I Sultan Hamengkubuwono IX dan wakil ketua II Brigjen TNI
Dr. A. Azis Saleh
Pada peringatan
hari pramuka yang ke 62 tahun 2023 ini, tema yang diangkat Kwartir Nasional adalah
“Dengan Peringatan Hari Pramuka Ke-62 Mari Kita Wujudkan SDM Yang Professional
Dan Berwawasan Kebangsaan”. Pesan yang terkandung dalam tema diatas bagaimana gerakan
pramuka mampu untuk membina dan membentuk SDM yang berkarakter, mental disiplin
serta memiliki bela negara dan berwawasan kebangsaan.
Di sekolah pramuka telah
menjadi ekstrakurikuler. Dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 ekstrakurikuler
pramuka adalah kelompok Krida, yang meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (Paskibraka). Pendidikan pramuka adalah proses pembentukan karakter,
keterampilan hidup, dan moral yang baik melalui pemahaman dan praktik
nilai-nilai pramuka. Kepramukaan dilakukan di luar ruangan dengan kegiatan yang
menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan
menerapkan prinsip dasar pramuka dan metode pramuka. Tujuan yang diharapkan
dapat membentuk karakter dan sikap yang beretika, mandiri, peduli, dan memiliki
keterampilan hidup (life skill)
Dalam kurikulum Merdeka ektrakurikuler
pramuka tidak dijelaskan seperti pada kurikulum 2013 yang mana dijadikan
ektrakurikuler wajib. Namun untuk pembinaan karakter dan keterampilan peserta
didik dalam kurikulum merdeka disebut dengan P5 (Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila). P5 merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang
dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai
dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan. Pelaksanaan P5 dapat dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan,
kegiatan, dan waktu pelaksanaan. P5 dirancang terpisah dari intrakurikuler.
Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan
tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia nomor 56/M/2022
tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran
menjelaskan mekanisme implementasi kurikulum merdeka sekolah bisa memilih 3
(tiga) opsi. Salah satunya menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum
Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan Pendidikan, misalnya menerapkan
projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai ko-kurikuler atau
ekstrakurikuler dengan konsekuensi menambah jam pelajaran, menerapkan
pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik atau pembelajaran
terdiferensiasi berdasarkan asesmen formatif diagnostik, menerapkan kegiatan
bermain belajar berbasis buku bacaan anak di PAUD
Berdasarkan pemaparan di
atas, terlihat adanya kesamaan dari tujuan ekstrakurikuler pramuka dengan P5
yaitu bagaimana peserta didik memiliki karakter dan keterampilan. Keterampilan
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari (life skill). Selain itu P5
meskipun merupakan ko-kurikuler dalam kurikulum tetapi dibolehkan dilaksanakan
sebagai ekstrakurikuler dengan konsekuensi menambah jam pelajaran. Hal ini
merupakan peluang bagi sekolah mengkolaborasi dan mengintegrasikan kegiatan
pramuka dan P5 di sekolah.
P5 memiliki 6 dimensi
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif
Dalam penggalan lirik
himne pramuka secara lugas tertulis “Kami pramuka Indonesia, manusia Pancasila”
ini merupakan bukti yang menguatkan bahwa pramuka sejalan dan saling mendukung
program P5 di sekolah. Enam dimensi P5 dan Dasa Dharma Pramuka merupakan instrumen
yang dapat dintegrasikan dalam program sekolah untuk pendidikan dan pembinaan
peserta didik.
Dimensi Ketuhanan Maha
Esa melalui jelajah alam atau tadabur alam
Jelajah alam (tadabur
alam) adalah kegiatan pramuka dengan tujuan menikmati indahnya alam sebagai
salah satu ciptaan Tuhan, yang mana dalam kegiatan tersebut terkandung
nilai-nilai karakter seperti mensyukuri nikmat Tuhan akan keindahan alam yang
mereka lihat, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan menikmati indahnya alam
Dimensi bernalar kritis
kreatif melalui kegiatan pembuatan hasta karya
Tujuan dari kegiatan ini
bagaimana menghasilkan sebuah barang yang memiliki nilai baik segi fungsi
maupun ekonomi. Biasanya memanfaatkan
barang-barang bekas, memanfaat barang atau benda lingkungan sekitar rumah/sekolah.
Contohnya membuat pot bunga dari botol bekas, membuat sapu lidi, dan lainnya.
Kegiatan melatih kemampuan kreatifitas dan kerja sama dari peserta didik. Hal
ini melatih bernalar kritis dan kreatif.
Dimensi gotong royong dan
mandiri melalui kemah satu malam di lingkungan sekolah
Kegiatan kemah satu malam
bertujuan mempraktekkan gotong royong atau kerja beregu, memperkuat
persaudaran, melatih hidup mandiri dan sederhana
Integrasi kegiatan
pramuka dengan P5 memiliki peluang yang besar untuk mewujudkan SDM professional
dan berwawasan kebangsaan. Oleh karena itu, dukungan dan promosi terhadap
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan P5 perlu ditingkatkan dalam sistem
pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih berkualitas dan kompetitif.
Dan tentu juga membutuhkan perhatian yang serius dari pembina dan pelatih dalam
membina di gugus depan.