Berita

Tembeling, 15 Agustus 2025 – Rangkaian kegiatan pagi hari di Bumi Perkemahan Tembeling diisi dengan agenda penyuluhan tanggap bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pembekalan pengetahuan kepada para peserta perkemahan mengenai kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam maupun non-alam di wilayah Kabupaten Bintan.

Dalam kesempatan tersebut, narasumber dari BPBD menyampaikan materi secara rinci terkait berbagai jenis bencana yang dapat terjadi, seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, kebakaran pemukiman, serta angin puting beliung. Peserta diberikan penjelasan tentang penyebab, tanda-tanda awal, hingga langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Penekanan khusus juga diberikan pada pentingnya ketenangan, koordinasi, dan komunikasi dalam situasi darurat.

Selain itu, materi juga mencakup pemahaman tentang peran peserta dalam upaya pengurangan risiko bencana. Para peserta diingatkan bahwa upaya mitigasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk para pramuka yang memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di lingkungan masing-masing.

Walaupun kegiatan kali ini tidak disertai simulasi praktik lapangan, suasana penyuluhan tetap berlangsung interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai pengalaman atau potensi bencana yang pernah mereka hadapi di daerah asal masing-masing. Narasumber menjawab setiap pertanyaan dengan penjelasan yang aplikatif, sehingga mudah dipahami dan dapat diimplementasikan ketika dibutuhkan.

Melalui kegiatan ini, BPBD Kabupaten Bintan berharap peserta perkemahan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai penanggulangan bencana, serta mampu menjadi teladan di lingkungannya dalam menerapkan perilaku aman dan siaga bencana. Kwartir Cabang Bintan menyampaikan apresiasi atas dukungan BPBD dalam memberikan materi yang bermanfaat, sebagai bentuk sinergi antara lembaga penanggulangan bencana dan gerakan pramuka dalam membangun ketangguhan masyarakat.